Istana Gyeongbok dahulunya dibangun oleh Raja Taejo pada tahun 1394.
Istana ini terus dikembangkan pada masa kekuasaan Raja Taejong dan Raja Sejong Agung.
Pada saat invasi Jepang (1592—1598), beberapa bagian istana Gyeongbok terbakar, namun pada masa pemerintahan Daewon-gun (1867) dibangun kembali dan dikembangkan menjadi 330 bangunan dengan 5.792 kamar. Istana Gyeongbok berdiri di atas tanah seluas 410.000m2 dan menjadi lambang keagungan untuk rakyat Korea dan menjadi tempat tinggal raja.
Pada 1911 dan selama pendudukan Jepang, sepuluh bangunan di istana Gyeongbok dibongkar oleh pemerintah Jepang. Mereka kemudian membangun gedung umum pemerintah Jepang untuk Gubernur Jenderal Korea di depan aula singgasana. Setelah Korea merdeka, bangunan utama yang meliputi Geunjeongjeun, ruang singgasana raja dan paviliun Gyeongheoru yang terletak di danau teratai buatan berada dalam 48 tiang penyangga dari granit.
Sekarang, istana Gyeongbok dibuka untuk umum dan dijadikan sebagai Museum Rakyat Korea. Museum Nasional Korea juga berada di tempat ini sebelum direlokasi ke Yongsan-gu pada 2005.
Di hari-hari spesial tertentu seperti hari Chuseok, di istana Gyeongbokgung sering diadakan berbagai macam pagelaran kebudayaan Korea, diantaranya tarian Taepyeongmu, Seungmu, Mugo, dan yang paling menarik adalah pementasan sandiwara Bongsan talchum.
Untuk menuju ke Istana Gyeongbokgung ini anda bisa menggunakan transportasi kereta bawah tanah (Subway) dengan line nomer 3 warna oranye dari stasiun Seoul. Dengan biaya masuk sebesar 3000 Won, Anda bisa menikmati sepuasnya jalan-jalan dikomplek istana ini. Pastikan anda tidak datang pada hari Selasa karena pada hari itu istana ini libur.
Jadi, pastikan anda untuk memasukan Istana Gyeongbokgung ini ke dalam salah satu jadwal perjalanan anda di Korea selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar